
JATINANGOR,
itb.ac.id - Seorang mahasiswa perlu diberikan inspirasi agar dapat
tergerak untuk menghasilkan sebuah karya yang nyata. Ia bukan hanya
harus mendapat asupan teori yang banyak tetapi juga perlu melihat
contoh-contoh nyata aplikasi keilmuan sesuai bidangnya agar senantiasa
terpacu untuk terus mengembangkan dirinya. Atas dasar itulah program
studi S2 Biomanajemen menyelenggarakan kuliah umum bertemakan "
Inspiring to be a Bio-preneur".
Kuliah umum yang diselenggarakan di GKU II Kampus ITB Jatinangor pada
hari Jumat (09/09/16) ini menghadirkan Dr. Noorsalam Rahman Nganro
sebagai pembicara. Beliau pernah menjabat sebagai Direktur Pusat Ilmu
Hayati (PIH), Direktur Utama PT. LAPI ITB, serta Direktur
Indonesia Climate Change Trust Fund
(ICCTF). Selepas mengakhiri masa baktinya sebagai salah seorang staf
pengajar di Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH), Dr. Noorsalam
banyak mengembangkan berbagai bisnis berbasis sumberdaya hayati dan
kali ini berbagi pengalaman tersebut dengan para mahasiswa.
Bio-industri sebagai Basis Ekonomi Masyarakat Bio-industri
tersusun dari 2 kata: bio dan industri. Bio bermakna segala hal yang
berhubungan dengnas sistem hidup sementara industri dimaknai sebagai
keseluruhan aktivitas bisnis dari mulai produksi untuk menghasilkan
nilai tambah, hingga sampai pada tahap pemasaran demi mendapatkan
keuntungan. Dari sini dapat disarikan bahwa bio-industri bukan sekedar
pemanfaatan teknologi untuk mengembangkan agen hayati tetapi juga
dimaksudkan untuk keperluan ekonomi supaya menghasilkan keuntungan baik
secara finansial maupun manfaat kepada masyarakat luas.

Setidaknya
terdapat 2 alasan yang dapat menjawab pertanyaan mengapa bio-industri
itu penting. Pertama bahwa keanekaragaman hayati di Indonesia sangat
tinggi. Dengan kata lain, potensi pengembangan bio-industri di Indonesia
juga sangat tinggi. Bukan hanya pada jenis makhluk hidup yang sudah
dikenali potensinya tetapi juga pada seluruh organisme yang masih
berstatus sebagai plasma nutfah. Adapun alasan kedua mengapa
bio-industri menjadi penting adalah karena adanya kebutuhan wisata alam
yang terus meningkat. Wisata alam juga menjadi ranah dari bio-industri
karena memiliki tujuan utama menghasilkan profit dan manfaat kepada
masyarakat dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmu biologi, ilmu
teknik, teknologi, dan juga manajemen. Oleh karenanya Dr. Noorsalam
menyebutkan bahwa bio industri dapat menjadi basis ekonomi masyarakat di
masa mendatang.
Kenali Ekosistem: Kunci Penting Bio-industriDiantara
kunci penting dalam pembangunan dan pengembangan bio-industri ialah
pengetahuan dan wawasan yang baik terhadap ekosistem. Seorang
bio-preneur wajib mengenali ekosistem yang akan dihadapinya secara
menyeluruh. Semisal apabila ingin bergerak dari sebuah desa, maka ia
harus jeli melihat seluruh jenis komoditas yang dapat dihasilkan oleh
desa tersebut mulai dari tekstil, ragam hias, pangan, energi, atau
mungkin farmasi. Masing-masing harus dianalisis secara baik. Umumnya
sebuah bio-industri memiliki komoditas utama pada bidang pertambangan,
tekstil, farmasi, dan bioreaktor. Maka analisis kondisi ekosistem dapat
dimulai dari bidang-bidang tersebut.

Dr. Noorsalam juga mengenalkan prinsip
eco-farming dalam rangka mengenali ekosistem. Prinsip
eco-farming mengedepankan pengembagan yang berdasar pada 3 hal, yakni produksi yang
zero waste, manajemen
off farm dengan
on farm,
serta integrasi dari berbagai komoditas yang ada. Dr. Noorsalam pun
turut memberikan berbagai contoh komoditas yang dapat dikembangkan
dengan prinsip ini mulai dari kepiting soka, ikan bandeng, sweet potato,
kerang hijau, udang, blotong, hingga tanaman bambu. Komoditi-komoditi
tersebut memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan dalam
pengembangannya sangat mungkin untuk tetap menciptakan keharmonisan
dengan alam.
Jadilah bio-preneur dari sekarang!Apabila
Anda tertarik untuk terlibat di dalam pembelajaran dan pengembangan
lebih lanjut seputar bio-preneurship ini maka program studi Magister
Biomanajemen siap memenuhi kebutuhan Anda. Program studi yang sudah
mendapat akreditasi A melalui SK Badan Akreditasi Nasional Perguruan
Tinggi Nomor 007/BAN-PT/Ak-IX/S2/VII/2011 ini memang dirancang untuk
menghasilkan lulusan yang mampu mengembangkan kapasitas kepemimpinan dan
kewirausahaan yang dimiliki dalam mengembangkan sumberdaya hayati
tropika berbasis pengetahuan hayati. "Harapannya adalah bagaimana
seorang mahasiswa S2 bisa lulus bukan hanya dengan tesis tetapi juga
dengan bisnis," ungkap Angga Dwiartama, PhD selaku ketua pelaksana
kuliah umum kali ini. Pada akhir sesi kuliah umum Dr. Noorsalam pun ikut
menegaskan kembali agar para peserta segera bersiap untuk menjadi
seorang bio-preneur. "
You just do it to be a bio-preneur. Insya Allah pasti jadi
duit yang bermanfaat," tegas dokter yang juga pernah menjabat sebagai ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ini.
0 komentar:
Posting Komentar